KELOMPOK APEL
3 PA 06
ADAM ZAINI
BACHRI ( 10513121 )
DEA SEPTIANI ( 12513071 )
LULU YOLANDA
SYIFA ( 14512271 )
MARCHIA DHIYA
FATHIN ( 15513260 )
NAZHIRA
SARFINA ( 16513370 )
RAKA NOVANDRA ( 17513213 )
BAB I
KATA PENGANTAR
A.
Latar Belakang Masalah
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau suatu kelompok
manusia untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain sedemikian
rupa sehingga tingkah laku itu sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang
yang mempunyai tujuan itu. Maksudnya seseorang mempunyai kemampuan mempengaruhi
tingkah laku orang lain atau sekelompok orang berdasarkan kewibawaan, wewenang,
karisma atau kekuasaam fisik yang dimiliki.
Dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik, Miriam Budiarjo
menuliskan bahwa:”Menurut Robert M. Mac
Iver, “Kekuasaan sosial adalah kemapuan untuk mengendalikan tingkah laku orang
lain, baik secara langsung dengan jalan memberi perintah, maupun secara tidak
langsung dengan mempergunakan segala alat dan cara yang tersedia. “Kekuasaan
biasanya berbentuk hubungan (Relationship)
dalam arti bahwa ada satu pihak yang memerintah dan pihak lain yang
diperintah (the ruler and the ruled),
satu pihak yang memberi perintah dan pihak lain yang mematuhi perintah.”
Diantara banyak bentuk kekuasaan, ada satu bentuk
kekuasaan yang sangat penting, yaitu kekuasaan politik. Dalam hal ini kekuasaan
politik adalah kemampuan untuk mempengaruhi kebijaksanaan umum (pemerintah)
baik terbentuknya maupun dengan akibat-akibatnya sesuai dengan tujuan pemegang
kekuasaan itu sendiri.
Diantara konsep politik yang banyak dibahas adalah
kekuasaan. Hal ini tidak mengherankan sebab konsep ini sangat krusial dalam
ilmu sosial pada umumnya, dan ilmu politik khususnya. Pada suatu ketika politik
(politics) dianggap identik dengan kekuasaan,
dan kekuasaan dianggap sebagai cara untuk mencapai hal yang diinginkan, antara
lain membagi sumber-sumber diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat. Dalam
makalah ini kelompok II akan membahas tentang “Kekuasaan.”
BAB II
PEMBAHASAN
v KEKUASAAN
ü Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan, dalam istilah umum disebut sebagai power,
diartikan sebagai suatu kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain menurut
kehendak yang ada pada pemegang kekuasaan tersebut, kekuasaan itu juga mencakup
baik suatu kemampuan untuk memerintah (agar yang diperintah itu patuh) dan juga
untuk memberikan keputusan-keputusan yang secara langsung maupun tidak langsung
akan mempengaruhi tindakan-tindakan pihak lainnya.
ü Sumber-sumber
Kekuasaan Menurut French dan Raven
French dan Raven (dalam Afzalur, 1989) membatasi
lima jenis kekuasaan pemimpin (leader power) yang dinilai penting dan umum
dalam organisasi yaitu :
1. Coercive power
Bersumber pada persepsi bawahan bahwa atasan
mempunyai kekuasaan untuk memberi tekanan/ hukuman. Dasarnya adalah persepsi
bahwa hukuman berupa fisik atau psikis pada pihak lain agar menuruti
kehendaknya.
2. Reward power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan dapat
memberikan imbalan seperti yang diharapkan. Dasarnya adalah persepsi seseorang
memiliki kemampuan untuk member hadiah pada pihak lain.
3. Legitimated Power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan punya halt
untuk menetapkan segala sesuatu baginya. Didasarkan pada hak-hak formal yang
diterima sejalan dengan posisi, peran dan kewenangan dalam organisasi.
4. Expert power
Bersumber pada persepsi bahwa atasan mempunyai
sejumlah pengetahuan atau keahlian khusus yang diperlukan. Dimiliki oleh orang
tertentu dan sangat berarti bagi orang lain, dengan keahliannya ia dapat
menyuruh orang lain untuk menuruti kehendaknya karena orang lain merasa sangat
tergantung padanya.
5. Referent power
Bersumber pada ketertarikan atau identifikasi
bawahan terhadap atasannya. Kemampuan ini berkembang dari kekaguman satu pihak
Berta keinginan dari pihak pengagum untuk menjadi seperti yang dikagum
BAB III
PENUTUP
Konsep kekuasaan sangat penting untuk memahami bagaimana
orang mampu saling mempengaruhi dalam organisasi (Mitzberg, 1983) kekuasaan melibatkan kapasitas dari satu pihak
(agen) untuk mempengaruhi pihak lain (target). Konsep ini lebih fleksibel untuk
digunakan dengan berbagai cara . Istilah ini sangat berpengaruh terhadap seseorang
sebagai satu target , atau terhadap berbagai orang yang menjadi target. Terkadang
istilah ini menunjukan potensi pengaruh atas hal-hal atau peristiwa dan juga sikap
dan prilaku. Terkadang agen merupakan kelompok atas organisasi bukannya individual
.
Terkadang kekuasaan didefenisikan dalam konteks
relative bukanya absolut yang berarti batasan dimana agen tersebut mempunyai pengaruh
lebih besar terhadap target dibandingkan dengan yang dimiliki target terhadap agen.
Akhirnya terdapat berbagai jenis kekuasaan dan satu agen bias mempunyai lebih banyak
.
Meningkatnya kekuasaan member penghargaan oleh bawahan
terhadap atasannya sangat terbatas pada sebagian besar organisasi. Beberapa organisasi
memberikan mekanisme formal kepada bawahan untuk mengevaluasi pimpinannya. Namun,
bawahan biasanya mempunyai pengaruh tidak langsun reputasi pimpinannya dan prospek
untuk mendapatkan kenaikan gaji atau promosi.
DAFTAR PUSTAKA
Zakarsi,
Muslihah. Psikologi manajemen. Jakarta : Erlangga
Leavitt
J.H. Psikologi manajemen. Jakarta : Erlangga
Kesusastraan, Kekuasaan dan Kebudayaan Suatu Bangsa
D Dhakidae – Jurnal Kalam 1995
Hukum dan Kekuasaan
J Anggraini – E-journal Widya Yustisia, 2013-
e-journal.jurwidyakop3.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar