Selasa, 17 November 2015

Kelompok apel (motivasi)

 KELOMPOK APEL
3 PA 06
ADAM ZAINI BACHRI                  ( 10513121 )
DEA SEPTIANI                               ( 12513071 )
LULU YOLANDA SYIFA              ( 14512271 )
MARCHIA DHIYA FATHIN         ( 15513260 )
NAZHIRA SARFINA                      ( 16513370 )
RAKA NOVANDRA                       ( 17513213 )

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Motivasi adalah perilaku yang ingin mencapai tujuan tertentu yang cenderung untuk menetap. Motivasi juga merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke  arah tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau pun dari luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi instrinsik, dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.
            Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai.
            Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
            Dengan demikian jika sebuah  motivasi (dalam hal ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam tubuh kita bisa mengalir kembali. Dan pada makalah ini, saya akan mencoba membahas tentang motivasi dan macam-macam teori motivasi.



BAB II
PEMBAHASAN
REVIEW FILM : THE PURSUIT OF HAPPYNESS


Ø  SINOPSIS

Cerita film ini dimulai pada tahun 1981 di San FranciscoCalifornia. Linda dan Chris Gardner hidup di sebuah apartemen kecil bersama anak mereka yang berusia 5 tahun, Christopher. Chris adalah seorang salesman yang menghabiskan seluruh tabungan keluarga untuk membeli franchise untuk menjual scanner tulang (Bone Density Scanner) portable. Scanner ini memang mampu menghasilkan gambar lebih baik dari X-ray, tetapi kebanyakan dokter yang ditemui Chris beranggapan bahwa harganya terlalu mahal. Linda, istrinya, bekerja sebagai buruh di sebuah laundry. Keluarga kecil ini mulai terpecah ketika mereka menyadari bahwa mereka tak mampu membayar sewa rumah dan tagihan-tagihan yang semakin menumpuk. Keadaan diperparah oleh kebiasaan Chris yang memarkir mobilnya sembarangan. Karena tak mampu membayar surat tilang, mobil Chris akhirnya disita. Puncaknya, Linda pergi meninggalkan Chris dan pergi ke New York City. Awalnya ia hendak membawa serta Christopher, namun urung atas permintaan Chris.
Dalam keadaan putus asa, Chris tak sengaja berjumpa dengan seseorang yang membawa Ferari warna merah. Chris bertanya kepada orang itu, pekerjaan apa yang ia lakukan sehingga mampu membeli mobil mewah? Orang tersebut menjawab bahwa ia adalah seorang pialang saham. Sejak saat itu Chris memutuskan untuk berkarier sebagai pialang saham.
Chris menerima tawaran magang tanpa dibayar di sebuah perusahaan pialang Dean Witter Reynoldsyang menjanjikan pekerjaan bagi peserta magang terbaik. Dalam masa magang yang tak dibayar itu, Chris mulai kehabisan uang. Akhirnya ia diusir dari rumah sewanya dan menjadi tuna wisma. Selama beberapa hari ia tidur di tempat-tempat umum, namun kemudian ia memutuskan untuk tidur di rumah singgah Glide Memorial Chruch. Karena keterbatasan tempat, mereka harus mengantri untuk mendapatkan kamar. Kadang mereka berhasil, kadang gagal dan terpaksa tidur diluar. Kemiskinan dan ke-tunawisma-an ini semakin mendorong tekad Chris untuk menjalankan tugas dengan giat dan mendapatkan pekerjaan di Dean Witter Reynolds.
Di akhir cerita, Chris berhasil menjadi peserta terbaik dan diterima bekerja di sana. Beberapa tahun kemudian, ia mendirikan perusahaan pialang sendiri, Gardner Rich. Pada tahun 2006, ia menjual sebagian kecil sahamnya dan berhasil mendapatkan jutaan dolar dari penjualan itu.

Ø  DEFINISI MOTIVASI
  1. Menurut (Mr. Donald : 1950) Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
  2. (Davies, Ivor K : 1986) Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan / tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan / keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan. Motivasi adalah kekuatan tersembunyi di dalam diri kita yang mendorong kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas
  3. (Prof. Drs. Nasution : 1995) Motivasi adalah usaha – usaha untuk menyediakan kondisi – kondisi sehingga anak itu mau melakukan sesuatu 
  4. Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
    Samsudin (2005) memberikan pengertian bahwa yang dimaksud dengan motivasi sebagai proses mempengaruhi atau mendorong dari luar terhadap seseorang atau kelompok kerja agar mereka mau melaksanakan sesuatu yang telah ditetapkan. 
  5. Motivasi juga dapat diartikan sebagai dorongan (driving force) dimaksudkan sebagai desakan yang alami untuk memuaskan dan memperahankan kehidupan.
    Mangkunegara (2005,61) menyatakan : “motivasi terbentuk dari sikap (attitude) karyawan dalam menghadapi situasi kerja di perusahaan (situation). Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental karyawan yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal”.
Jadi, menurut kelompok kami motivasi adalah alasan atau dorongan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu

Ø  TEORI MOTIVASI
a.       Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland 
Konsep penting lain dari teori motivasi yang didasarkan dari kekuatan yang ada pada diri manusia adalah motivasi prestasi menurut Mc Clelland seseorang dianggap mempunyai apabila dia mempunyai keinginan berprestasi lebih baik daripada yang lain pada banyak situasi Mc. Clelland menguatkan pada tiga kebutuhan menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 85) yaitu : 

1. Kebutuhan prestasi tercermin dari keinginan mengambil tugas yang dapat dipertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan-perbuatannya. Ia menentukan tujuan yang wajar dapat memperhitungkan resiko dan ia berusaha melakukan sesuatu secara kreatif dan inovatif. 

2. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditujukan dengan adanya bersahabat. 

3. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain, dia peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dan ia mencoba menguasai orang lain dengan mengatur perilakunya dan membuat orang lain terkesan kepadanya, serta selalu menjaga reputasi dan kedudukannya. 


b. Teori X dan Y dari Mc. Gregor
Teori motivasi yang menggabungkan teori internal dan teori eksternal yang dikembangkan oleh Mc. Gregor. Ia telah merumuskan dua perbedaan dasar mengenai perilaku manusia. Kedua teori tersebut disebut teori X dan Y. Teori tradisional mengenai kehidupan organisasi banyak diarahkan dan dikendalikan atas dasar teori X. Adapun anggapan yang mendasari teori-teori X menurut Reksohadiprojo dan Handoko (1996 : 87 )
a. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghidarinya.
b. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan, diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
c. Rata-rata pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung jawab, mempunyai ambisi kecil, kemamuan dirinya diatas segalanya
Teori ini masih banyak digunakan oleh organisasi karena para manajer bahwa anggapn-anggapan itu benar dan banyak sifat-sifat yang diamati perilaku manusia, sesuai dengan anggapan tersebut teori ini tidak dapat menjawab seluruh pertanyaan yang terjadi pada orgaisasi. Oleh karena itu, Mc. Gregor menjawab dengan teori yang berdasarkan pada kenyataannya. 

Anggapan dasar teori Y adalah : 

a. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat. 

b. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung jawab. 

c. Ada kemampuan yang besar dalam kecedikan, kualitas dan daya imajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai.
d. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya tujuan organisasi.

Ø  REVIEW FILM

1.      Berdasarkan Teori X dan Y dari Mc. Gregor :
Gardner termasuk orang yang percaya akan kemampuan dirinya. Ia dapat meyakinkan atasannya bahwa ia memiliki kemampuan untuk bekerja dengan baik, meskipun ia bukan seorang sarjana.

2.      Berdasarkan . Teori Motivasi Prestasi dari Mc. Clelland :
Chris rela melewati proses pendidikan dan seleksi yang berat tersebut. Dan dia harus bisa mengatur dan menghadapi banyak kesulitan antara belajar menjadi pialang saham, mengantar dan menjemput anaknya di tempat penitipan anak, antri di sore hari di tempat penampungan tuna wisma, sering tidak makan agar menghemat uang yang tinggal sedikit dan masih harus mencari calon pelanggan untuk perusahaan pialang saham.


BAB III
PENUTUP
     Motivasi adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu motif telah dihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak dapat dilihat begitu saja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti yang tampak, bahkan kadang-kadang berlawanan dari yang tampak. Dari tujuan-tujuan yang tidak selalu disadari ini, kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang tidak disadari itu. Karena teori motivasi yang sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap kehidupan tidak sadar.
            Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi yang mungkin dikarenakan oleh penggunaan metode observasi yang berbeda-beda, studi tentang berbagai kelompok usia dan jenis kelamin yang berbeda, dan sebagainya, terdapat model tentang motivasi yang di generalisasi yang mempersatukan berbagai teori yang ada. Ada macam-macam motivasi dalam satu perilaku.
            Suatu perbuatan atau keinginan yang disadari dan hanya mempunyai satu motivasi bukanlah hal yang biasa, tetapi tidak biasa. Karena suatu keinginan yang disadari atau perilaku yang bermotivasi dapat berfungsi sebagai penyalur untuk tujuan-tujuan lainnya. Apabila dapat terjadi keseimbangan, hal tersebut mencerminkan ”hasil pekerjaan”seseorang yang berhadapan dengan potensinya untuk perilaku, yang dapat diidentifikasi sebagai ”kemampuannya”. Jadi, motivasi memegang peranan sebagai perantara untuk mentransformasikan kemampuan menjadi hasil pekerjaan.





DAFTAR PUSTAKA

Ryanti, D.B.P & Prabowo, H. Seri Diktat Kuliah Psikologi Umum 2. Jakarta: Fakultas
    Psikologi Universitas Gunadarma

Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia

Selasa, 10 November 2015

Review film (kelompok apel)

KELOMPOK APEL

3 PA 06

REVIEW FILM EXPENDABLE

ADAM ZAINI BACHRI 10513121 )

DEA SEPTIANI 12513071 )

LULU YOLANDA SYIFA 14512271 )

MARCHIA DHIYA FATHIN 15513260 )

NAZHIRA SARFINA 16513370 )

RAKA NOVANDRA 17513213 )

 

 

 

 

 

SINOPSIS

Barney Ross adalah pimpinan sebuah kelompok tentara bayaran yang bernama “The Expendables”. Anggota dari The Expendables adalah :

1. Lee Christmas, si ahli pisau yang juga mantan anggota pasukan elite Inggris yaitu SAS (Special Air Service).

2. Yin Yang, keturunan Vietnam yang ahli beladiri tangan kosong

3. Hale Caesar, spesialisasinya adalah senapan laraspanjang

4. Toll Road si ahli peledakan

5. Gunnar Jansen si penembak jitu

- Tool si penjual senjata yang mensuplai senjata-senjata untuk The Expendables

Biarpun The Expendables adalah kelompok tentara bayaran (mercenary) yang selalu dekat dengan kekerasan, tetapi mereka tetap menjunjung tinggi nilai-nilai peri kemanusiaan. Barney Ross selalu melarang anak buahnya untuk menyiksa lawan yang sudah tak berdaya.

Sayangnya ada satu personel The Expendables yang tidak menuruti perintah Barney itu yaitu Gunnar.Suatu ketika The Expendables berhasil mengalahkan gerombolan bajak laut di Somalia dan membebaskan sanderanya tetapi Gunnar dengan kejamnya berniat menggantung pimpinan bajk laut yang sudah tak berdaya, untunglah berhasil dicegah oleh Barney dan Yin Yang.Karena sifat buruknya itu, Gunnar terpaksa dikeluarkan dari The Expendables.

Suatu ketika The Expendables mendapat tugas dari seorang pendeta misterius yang mengaku bernama Mr. Church.Tugas dari Mr. Church itu adalah membunuh Jendral Garza yang merupakan pemimpin sebuah negara di Amerika Selatan bernama Negara Vilena. Jendral Garza bisa menjadi pemimpin Vilena dengan kudeta berdarah kemudian memimpin Vilena dengan kejam sehingga rakyatnya sangat menderita.

Tugas itu tentu saja tugas berat dan bisa dikatakan hampir mustahil karena sebagai kepala Negara, Jendral Garza pasti dijaga ketat oleh sekitar 600 tentaranya (memang hanya 600 karena Vilena adalah Negara kecil). Tetapi karena bayarannya besar, Barney menerima tugas dari Mr. Church itu.

Sebagai langkah awal, Barney dan Christmas datang dengan naik pesawat sewaan ke Vilena, mereka mengaku sebagai ahli biologi yang akan meneliti species burung di Vilena sehingga diijinkan masuk ke Vilena.Di Vilena, Barney dan Christmas bertemu dengan teman Mr. Church yang akan membantu tugas mereka yaitu seorang wanita bernama Sandra.Ternyata Sandra adalah putri Jendral Garza yang memang berniat melawan ayahnya karena tidak senang dengan gaya memerintahnya yang menyengsarakan rakyat itu.

Tetapi ketika sedang mengamati markas Jendral Garza, Barney dan kawan-kawan ketahuan tentara Vilena sehingga ditembak. Tetapi dengan keahliannya sebagai tentara bayaran, Barney dan Christmas bisa melakukan perlawanan sehingga bisa lolos kemudian melarikan diri dengan pesawat sewaannya.

Untungnya Vilena tidak mempunyai angkatan udara sehingga Barney danChristmas dengan pesawatnya tidak terkejar. Tidak hanya itu, Barney dan Christmas bisa melakukan serangan udara berupa pengeboman sehingga menewaskan sekitar 40 tentara Vilena. Sayangnya Sandra tertinggal di Vilena sehingga tertangkap oleh tentara-tentara Vilena yang tidak perduli walaupun Sandra adalah putri Jendral Garza. Ketika di Vilena, Barney dan Christmas sempat memotret orang Amerika yang terlihat dekat dengan Jendral Garza sehingga bisa dilacak siapa sebenarnya orang Amerika itu. Ternyata orang Amerika itu adalah bekas anggota CIA yang membelot bernama James Munroe.

James Munroe inilah yang membantu Jendral Garza melakukan kudeta sehingga bisa menjadi pemimpin Vilena. Tetapi sebenarnya James Munroe hanya menjadikan Jendral Garza sebagai pemimpin boneka karena sebenarnya James Munroe yang mengendalikan Vilena dan James Munroe menggunakan tanah di Vilena untuk menanam ganja.

Perbuatan jahat James Munroe itu sudah diketahui CIA tetapi tidak mungkin untuk mengerahkan pasukan ke Vilena karena bisa merusak citra Negara Amerika.Maka CIA menyuruh salah satu agennya yaitu Mr. Church untuk menyewa The Expendables

Sebenarnya Barney sudah membatalkan kerjasamanya dengan Mr. Church karena sadar bahwa tugas di Vilena itu sangat berbahaya. Tetapi Barney ingat bahwa Sandra masih tertinggal di Vilena dan Sandra memang dalam keadaan menyedihkan di Vilena.Sandra disiksa oleh James Munroe dan anak buahnya supaya mengaku dengan siapa dia bekerjasama tetapi Sandra tetap tidak mau mengaku.

Karena merasa berhutang budi pada Sandra, Barney bertekad kembali ke Vilena untuk membebaskannya.Barney sudah melarang teman-temannya ikut ke Vilena tetapi karena rasa setia kawan yang kuat, teman-teman Barney di The Expendables memaksa untuk ikut ke Vilena.Akhirnya Barney berangkat ke Vilena dengan seluruh personel The Expendables.Tetapi dalam perjalanannya ke Vilena, Barney dan kawan-kawan dihalang-halangi oleh Gunnar. Ternyata Gunnar merasa sakit hati karena dikeluarkan dari The Expendables sehingga membelot ke pihak James Munroe.Setelah melalui pertarungan yang seru, Gunnar berhasil dilumpuhkan bahkan dari keterangan Gunnar, Barney bisa mendapat informasi yang berharga untuk mengalahkan James Munroe dan Jendral Garza.

Berkat informasi dari Gunnar, Barney dan kawan-kawan bisa menyusup ke istana Jendral Garza dan berhasil membebaskan Sandra yang akan diperkosa oleh anak buah James Munroe. Tetapi aksi Barney dan kawan-kawan diketahui oleh tentara-tentara Vilena.Walaupun sudah melakukan perlawanan dengan seru dan gigih, tetapi karena kalah banyak jumlah personelnya, The Expendablse terpaksa menyerah dan Sandra kembali ditawan James Munroe.

Untungnya terjadi perpecahan antara Jendral Garza dan James Munroe. Jendral Garza merasa jengkel karena selama ini hanya dijadikan jendral boneka apalagi James Munroe menangkap Sandra, anaknya kemudian disiksa. Jendral Garza menuntut James Munroe untuk membebaskan Sandra.

Pertengkaran semakin memuncak sehingga James Munroe dan anak buahnya terpaksa membunuh Jendral Garza dan pengawalnya. Akibatnya tentara Vilena tidak memperdulikan The Expendable dan menyerang James Munroe dan anak buahnya yang sudah membunuh Jendral Garza.

Kesempatan itu dimanfaatkan The Expendable untuk meledakkan istana Jendral Garza dan mengejar James Munroe dan anak buahnya yang berusaha melarikan diri dengan helicopter sambil membawa Sandra sebagai sandera.

Setelah melalui pertempuran yang seru, satu-persatu anak buah James Munroe berhasil dikalahkan dan akhirnya James Munroe berhasil dibunuh kemudian Sandra bisa dibebaskan dengan selamat.Tidak ada lagi penindasan di Vilena dan rakyatnya bisa hidup dengan tentram.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TEORI 

Teori yang kami ambil adalah teori kepemimpinanPath-Goal, dan dibawah ini adalah analisis film The Expendables yang kami kaitkan dalam teori ini:

➢ Teori Kepemimpinan Path-Goal

Path-Goal Theory atau model arah tujuan ditulis oleh House (1971) menjelaskan kepemimpinan sebagai keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana pemimpin memberi pengarahan, motivasi, dan bantuan untuk pencapaian tujuan para pengikutnya.Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi (House 1971). Dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok:

✓ Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat)
❖ DALAM FILM

(Pada saat Barney melakukan perjalananpertamanya menuju PulauValiena, dia menyadaribahwa tugas yang diberikan oleh Mr.Crunchsangat berat dan dia berniat untuk membatalkanmisi tersebut. Karena ia tidak ingin kelompoknyamenjadi terluka dan terjadi hal-hal yang lebihburuk)

 

✓ Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, prosedurdan petunjuk yang ada)

 

❖ DALAM FILM

(ketika The Expendables sampai di pulauValiena, mereka mulai melakukan misi baru yaitumembebaskan Sandra yaitu anak dari jendral Garza yang di tawandan di siksa oleh James Munroe dan anak buahnya supaya mengaku dengan siapa dia bekerjasama, tetapi karenamereka kalah dalam jumlah pasukan makaakhirnya mereka mundur sementara untukmenyelamatkan diri)

✓ Participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan)

 

❖ DALAM FILM

(Suatu ketika Barney mendapat tugas dari seorang pendeta misterius yang mengaku bernama Mr. Church. Tugas dari Mr. Church itu adalah membunuh Jendral Garza yang merupakan pemimpin sebuah negara di Amerika Selatan bernama Negara Vilena. Jendral Garza bisa menjadi pemimpin Vilena dengan kudeta berdarah kemudian memimpin Vilena dengan kejam sehingga rakyatnya sangat menderita.Setelah ia menerima tugas tersebut, diamengumpulkan seluruh anggotanya untukberdiskusi apakah akan di ambil pekerjaan iniatau tidak dan hasilnya bahwa mereka akanmengambil pekerjaan itu dengan komisi yang sama rata satu dengan yang lainnya)

 

✓ Achievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan menekankan perlunyakinerja yang memuaskan).

 

❖ DALAM FILM

(karena pekerjaan ini sangat menantang danberbahaya, maka Barney dan Christmas memutuskan melakukan observasi untukmengetahui tempat dan musuh seperti apa yang akan mereka hadapi. Setelah ia mengetahuimisinya, sebenarnya ia ingin menolak tugastersebut karena terlalu berat dan mustahil tetapikarena Sandra telah menjadi tawanan dari James Munroe maka di anekat untuk kembali ke valiena demi membebaskan Sandra tanpa membawa anakbuahnya. Barney sudah melarang teman-temannya ikut ke Vilena tetapi karena rasa setia kawan yang kuat, teman-teman Barney di The Expendables memaksa untuk ikut ke Vilena.)

 

BAB III

 

PENUTUP

 

Teori yang di kaitkan dengan film yang kelompok kami pilih yaitu  Kepemimpinan Path-Goal dimana Path-Goal Theory  atau model arah tujuan ditulis oleh House (1971) menjelaskan kepemimpinan sebagai keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana pemimpin memberi pengarahan, motivasi, dan bantuan untuk pencapaian tujuan para pengikutnya. Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi (House 1971). 

 

Senin, 02 November 2015



KELOMPOK APEL
3 PA 06
ADAM ZAINI BACHRI                  ( 10513121 )
DEA SEPTIANI                               ( 12513071 )
LULU YOLANDA SYIFA              ( 14512271 )
MARCHIA DHIYA FATHIN         ( 15513260 )
NAZHIRA SARFINA                      ( 16513370 )
RAKA NOVANDRA                       ( 17513213 )




















BAB I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT , karena atas berkat ramat dan kasihnya , penyusun akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEPEMIMPINAN (Leadership)”. ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Management. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan hal-hal yang belum sempurna, oleh karena itu penyusun mohon maaf serta kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penyusun harapkan.
Akhirnya penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini dan besar harapan penyusun, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan. terima kasih.

















BAB II
PEMBAHASAN
Ø  LEADERSHIP
1.  Definisi Leadership
ü  William G. Scott (1962) kepemimpinan ialah proses mempengaruhi aktifitas yang di organisir dalam suatu kelompok dalam usahanya untuk mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan.
ü  F.A Nigro (1965) inti dari kepemimpinan ialah mempengaruhi aktifitas orang lain.
ü  H. Kootz & O’Donnel “Principle Of Management” kepemimpinan merupakan aktifitas mempersuasi orang agar mau bekerja sama dalam suatu pencapaian tujuan bersama.
Berdasarkan pandangan para Ahli di atas, kepemimpinan menurut kelompok kami adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas orang lain dan mempersuasi orang agar bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.  

2.  Teori Kepemimpinan Partisipatif :
            a. Teori X & Y dari Douglas MxGregor
ü  Teori X : Menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
ü  Teori Y : memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya.
Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis pandangan terhadap para pegawai / karyawan yaitu teori x atau teori y. Menurut McGregor organisasi tradicional dengan ciri-cirinya yang sentralisasi dalam pengambilan keputusan, terumuskan dalam dua model yang dia namakan Theori X dan Theori Y.
b. Teori Sistem 4 dari Rensis Linkert
ü  Sistem pertama (exploitive authoritative)
system yang penuh tekanan dan otoriter dimana segala sesuatu diperintahkan dengan tangan besi dan tidak memerlukan umpan balik.
ü  Sistem kedua (benevolent authoritative/otokrasi yang baik hati)
system yang lebih lunak dan otoriter dimana manajer lebih sensitive terhadap kebutuhan karyawan.
ü  Sistem ketiga (manajer konsultatif)
system konsultatif dimana pimpinan mencari masukan dari karyawan.
ü  Sistem keempat (partisipative group/kelompok partisipatif)
system partisipan dimana pekerja berpartisipasi aktif dalam membuat keputusan.
c.  Theory of Leadership Pattern Choice dari Tannenbaum & Scmidt
ü  Kepemimpinan Pola 1: “Pemimpin izin bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior.” Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
ü  Kepemimpinan Pola 2: “Pemimpin mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik.
ü  Kepemimpinan Pola 3: “Pemimpin menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan, maka pemimpin membuat keputusan.” Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
ü  Kepemimpinan Pola 4: “Pemimpin tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh kelompok.” Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
ü  Kepemimpinan Pola 5: “Pemimpin menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.” Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan. 
ü  Kepemimpinan Pola 6: “Para pemimpin membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar.” Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
ü  Kepemimpinan Pola 7: “Para pemimpin membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.” Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan bahwa berita itu kepada tim.

d. Teori kepemimpinan dari konsep Modern Choice Approach to participation yang memuat Decicion tree for Leadership dari Vroom & Yetton
Ø  Normative Theory dari Vroom and Yetton sebagai berikut :
ü  AI (Autocratic)                       : Pemimpin memecahkan masalah atau membuat keputusan secara unilateral, menggunakan informasi yang ada
ü  AII (Autocratic)                      : Pemimpin memperoleh informasi yang dibutuhkan dari bawahan namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
ü  CI (Consultative)                    : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara perorangan, namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
ü  CII (Consultative)                   : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara berkelompok dalam rapat, namun setelah itu membuat keputusan secara unilateral.
ü  GII (Group Decision)                         : Pemimpin membagi permasalahan dengan bawahannya secara berkelompok dalam rapat; Keputusan diperoleh melalui diskusi terhadap konsensus.

Ø  Normative Theory: Rules Designed To Protect Decision Quality (Vroom & Yetton, 1973)

ü  Leader Information Rule: Jika kualitas keputusan penting dan anda tidak punya cukup informasi atau ahli untuk memecahkan masalah itu sendiri, eleminasi gaya autucratic.
ü  Goal Congruence Rule: Jika kualitas keputusan penting dan bawahan tidak suka untuk membuat keputusan yang benar, aturlah keluar gaya partisipasi tertinggi.
ü  Unstructured Problem Rule: Jika kualitas keputusan penting untuk anda kekurangan cukup informasi dan ahli dan masalah ini tidak terstruktur, eliminasi gaya kepemimpinan autocratic.
ü  Acceptance Rule: Jika persetujuan dari bawahan adalah krusial untuk implementasi efektif, eliminasi gaya autocratic.
ü  Conflict Rule: Jika persetujuan dari bawahan adalah krusial untuk implementasi efektif, dan mereka memegang opini konflik di luar makna pencapaian beberapa sasaran, eliminasi gaya autocratic.
ü  Fairness Rule: Jika kualitas keputusan tidak penting, namun pencapaiannya penting, maka gunakan gaya yang paling partisipatif.
ü  Acceptance Priority Rule: Jika persetujuan adalah kritikan dan belum tentu mempunyai hasil dari keputusan autocratic dan jika bawahan tidak termotivasi untuk mencapai tujuan organisasi, gunakan gaya yang paling partisipatif.
e.  Teori kepemimpinan dari konsep contingency theory of leadership dari Fiedler
Model Contingency dari kepemimpinan yang efektif dikembangkan oleh Fiedler (1967). Menurut model ini, maka the performance of the group is contingen upon both the motivasional system of the leader and the degree to which the leader has control and influence in a particular situation, the situational favorableness (Fiedler, 1974:73). Fiedler menyimpulkan bahwa:
ü  Pemimpin dengan skor LPC rendah (pemimpin yang berorientasi ke tugas) cenderung untuk berhasil paling baik dalam situasi kelompok baik yang menguntungkan, maupun yang sangat tidak menguntungkan pemimpin.
ü  Pemimpin dengan skor LPC tinggi ( pemimpin yang berorientasi ke hubungan) cenderung untuk berhasil dengan baik dalam situasi kelompok yang sederajat dengan keuntungannya.
Sebagai landasan studinya, Fiedler menemukan 3 (tiga) dimensi kritis daripada situasi / lingkungan yang mempengaruhi gaya Pemimpin yang sangat efektif, yaitu:
a. Kekuasaan atas dasar kedudukan/jabatan (Position power)
Kekuasaan atas dasar kedudukan / jabatan ini berbeda dengan sumber kekuasaan yang berasal dari tipe kepemimpinan yang kharismatis, atau keahlian (expertise power).
b. Struktur tugas (task structure)
Pada dimensi ini Fiedler berpendapat bahwa selama tugas-tugas dapat diperinci secara jelas dan orang-orang diberikan tanggung jawab terhadapnya, akan berlainan dengan situasi di mana tugas-tugas itu tidak tersusun (unstructure) dan tidak jelas.
c. Hubungan antara Pemimpin dan anggotanya (Leader-member relations)
Dalam dimensi ini Fiedler menganggap sangat penting dari sudut pandangan seorang pemimpin. Kekuasaan atas dasar kedudukan / jabatan dan struktur tugas dapat dikendalikan secara lebih luas dalam suatu badan usaha / organisasi selama anggota kelompok suka melakukan dan penuh kepercayaan terhadap kepimpinannya (hubungan yang baik antara pemimpin-anggota)
f. Teori Kepemimpinan Path-Goal
Path-Goal Theory atau model arah tujuan ditulis oleh House (1971) menjelaskan kepemimpinan sebagai keefektifan pemimpin yang tergantung dari bagaimana pemimpin memberi pengarahan, motivasi, dan bantuan untuk pencapaian tujuan para pengikutnya. Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi (House 1971). Dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok:
ü  Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat)
ü  Directive leadership (mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, prosedurdan petunjuk yang ada)
ü  Participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan)
ü  Achievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja yang memuaskan).





BAB III
PENUTUP
Peta konsep dan gaya kepemimpinan yang dikemukakan di atas memberi pemahaman tentang keberagaman perspektif setiap pakar dalam memahami karakteristik manusia yang akan memimpin atau dipimpin. Keberagaman gaya kepemimpinan ini juga meneguhkan arti penting dan peranan kepemimpinan dilihat dari dimensi ruang – di rumah, di sekolah dan di masyarakat atau di kelompok mana saja – dan dimensi waktu – dulu, saat ini, dan di masa datang, termasuk di hari kiamat, karena orang beragama meyakini bahwa setiap individu akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Karena itu, artikulasi teori dan gaya kepemimpinan pada tataran ilmiah akan membawa implikasi multi-dimensional terhadap basis teoritis dan representasi perilaku aktor yang memerankan gaya kepemimpinan tertentu. Tipe pemimpin penentang yang menganut teori reward and punishment cenderung akan menampilkan perilaku yang suka mengintimidasi dan mencercah atau sebaliknya memberikan penguatan (berupa kata-kata, tindakan, hampiran, kinesik, uang, benda berharga, termasuk piagam, piala, dan THR).
Selanjutnya, bagi pemimpin yang bertipe transaksional yang dimotivasi oleh teori pengharapan (Vroom, 1964), teori keadilan (Adams, 1963),  teori jalur-tujuan (House, 1971) atau teori pertukaran (Homan, 1958), cenderung suka mengusulkan upah personal dan material atau mengelola melalui pengecualian (aktif dan pasif). Demikian pula dengan pemimpin transformasional yang menganut teori sosiologi kharisma (Weber, 1946, 1947), teori kepemimpinan kharismatik (House, 1977) atau teori kepemimpinan perubahan (Burns, 1978), cenderung akan mengusulkan visi, mengekspresikan idealisme dan memberi penghargaan yang tinggi terhadap kinerja yang baik. Semoga.




DAFTAR PUSTAKA
Zakarsi, Muslihah. Psikologi manajemen. Jakarta : Erlangga
Leavitt J.H. Psikologi manajemen. Jakarta : Erlangga
Bass B.M. dan Avolio, B.J.  1993. Transformational Leadership dan Organizational Culture. Public Administration Querterly, 17(1): 112-17

Fiedler, F.E.1967. A Theory of Leadership Effectivenss, New York: McGraw-Hill.
House, R.J. 1971. A Path-Goal Theory of Leadership. Journal of Comtemporary Business 3, p.